Cinta Pertama
Cinta Pertama |
TOMTOMID - Panggil saja namanya Tam, Tama! Pada saat itu, Tam duduk di bangku sekolah SMP kelas 8A. Karena muridnya lumayan banyak, dibagilah masing-masing kelas menjadi A sampai E. Dan setiap satu kelas ada sekitar 20 murid. Tam merupakan tipikal orang yang sangat pemalu dan pendiam. Yang lain ngobrol A sampai Z, Tam hanya diam dan menjadi pendengarnya, tanpa satu patah kata pun kalau tidak ditanya.
Begitu juga dengan cinta. Tam belum mengenalnya, dan tak tahu harus bagaimana menyikapinya. Karena semua itu, berawal dari seorang perempuan yang diam-diam ternyata suka kepadanya (kata temannya). Perempuan itu berinisial E. W, kakak kelasnya kelas 9E. Dengan postur tubuh yang berisi (tidak gemuk), putih, bersih, cantik, menjadikan Tam minder dan down, setelah Tam tahu ternyata, Kak N diam-diam memperhatikan dan menyukainya.
Pikirannya menjadi kacau, jika mendengar ocehan teman-temannya setiap hari. Banyak yang menyoraki : “Ciee.. Tama, ciee….”. Hatinya menjadi deg-degan setiap hari, bila harus mendengar itu pada saat Tam bertemu dengannya. Deg-degan bukan karena senang atau bagaimana pada saat itu. Karena sebelumnya, perasaan yang seperti itu belum pernah Tam rasakan. Ia malu menyikapinya. “Sebenarnya, apa arti semua ini? Aku harus bagaimana?" (tanya Tam dalam hati).
Tam tidak cukup berani menghadapi kenyataan pada saat itu. Mungkin, bagi orang lain Tam dianggap bodoh, karena telah menyianyiakan kesempatan, mendiamkan, tidak merespon, tanpa ada reaksi suka, malu-malu kucing atau bagaimana. Karena dicintai seorang wanita cantik sepertinya, ia malah cuek. Lebih tepatnya sih, ia masih sangat terlalu polos akan hal itu, masih bocah ingusan yang belum tahu apa-apa.
Memang banyak sekali perempuan yang cantik di SMP nya pada saat itu. Adik kelas, kakak kelas, teman sekelas, banyak sekali yang Tam perhatikan. Mungkin Tam hanya sekedar menjadi pengaggum rahasianya, tidak karena ia menaruh rasa sayang dan menyukainya. Perasaan baru muncul, ketika Tam tahu selama ini ternyata ada juga yang memperhatikannya. Tumbuh lah secuil benih kasih sayang yang baru pertama kali Tam rasakan, dan itu sangatlah mengesankan. Tam berkata dalam hati : “Kak N, sebenarnya aku juga menyukaimu Kak N, aku mulai sayang sama kamu”. Itupun karena Kak N mendekatinya lebih dulu. Namun itu dalam hati, bukan dalam kenyataan yang seharusnya dikatakan.
Suatu hari, ada SMS masuk ke hp jadul Tam, ia menyebutkan bahwa ia adalah Kak N kelas 9E, kakak kelasnya. Oke, akhirnya nomor Kak N Tam simpan di hp jadulnya, dan hampir setiap hari Tam berkirim pesan melalui SMS dengannya. Walaupun hanya sekedar menanyakan apa sudah makan.
Beberapa hari kemudian, pada saat mereka berkirim pesan lewat SMS seperti biasa, Kak N mengungkapkan perasaannya kepada Tam. Bodohnya Tam, yang pura-pura tidak tahu maksudnya apa dan malah menanyakan : “Apa mungkin kita bisa bersama Kak N?” Tanya Tam. Setelah tahu tanggapan Tam yang seperti itu, dan Kak N tanpa menanyakan apa maksudnya, mungkin membuat Kak N marah, kesal, perasaan yang bercampur aduk dan menahan rasa malu, menganggap Tam telah menolak cintanya. Padahal, sebenarnya Tam belum berani mengakui perasaannya. Sudah jelas-jelas Kak N mengutarakan isi hatinya. Maksud Tam hanya ingin memastikan lagi kebenaran itu, tapi ternyata, Tam tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya.
Namanya seorang perempuan, mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada laki-laki, merupakan hal yang pantang, dan jika itu dilakukan maka membuat seorang perempuan tersebut malu, dan berubah sikap jika cintanya tidak terbalas langsung pada saat itu juga. Dan itu terjadi di hari-hari berikutnya diantara mereka berdua.
Lambat laun waktu berjalan masih sama seperti biasa. Perasaan sadar diri Tam siapa dan Kak N siapa, Kak N kaya, Tam anak orang yang tak punya apa-apa, : “Apa mungkin aku bersamanya? Apa pantas aku juga menyukainya? Apa kata teman-temanku jika kita sudah jadian?” Pertanyaan Tam dalam hati. Malu karena dia besar dan Tam kecil mungil, pendek pula. Namun Tam imut, lumayan ganteng. "Apa kata semua?" Tanya Tam pada dirinya sendiri. Sepertinya Tam belum siap akan hal itu.
Kak N sudah kelas 9, dan sebentar lagi menghadapi ujian akhir, yang mengharuskan ia harus lebih giat belajar supaya lulus dengan nilai yang memuaskan. Itu pula yang menjadikan alasan Tam untuk tidak mendekati dan membiarkannya bebas, seperti burung yang terbang dengan leluasa di angkasa tanpa ada beban di pikirannya. Ia tidak mau mengganggu fokus nya, yang saat itu sedang di gembleng dengan pelajaran tambahan setiap harinya. Bukannya menolak, tapi Tam sangat belum siap dan tidak berani mengungkapkannya.
Hufft…. Mungkin Tam harus merelakan cinta pertamanya, tanpa mengungkapkan perasaan yang sebenarnya. Karena kelulusan sudah terjadi beberapa hari, dan ia bakal pergi dari SMP ini melanjutkan jenjang pendidikan nya yang lebih tinggi.
Hubungan mereka masih baik. Seperti biasa, hampir setiap hari mereka berkirim pesan atau sesekali telepon dengan dunianya yang sudah baru, yang katanya ia melanjutkan ke SMK dan ia kos di sana. Seminggu sekali ia pulang, Sabtu sore, karena besok nya Minggu libur, dan hari Senin pagi-pagi sekali ia kembali ke kos nya.
Lewat sinyal SMS yang Tam kirimkan, berharap dapat mewakili perasaannya yang masih ia pendam kepada cinta pertamanya. Yang belum berani ia utarakan sampai Kak N pergi, dan mungkin sudah memiliki pengganti. Namanya sudah hitungan tahun lamanya, perasaan suka Tam ia pendam dalam-dalam. Sampai Kak N lulus dari SMK dan sudah bekerja di Jakarta. Perasaannya belum sempat ia sampaikan kepadanya.
Namun jika ia utarakan sekarang, yang sudah memiliki sedikit keberanian, setelah Kak N kecewa pada saat Tam belum mengenal cinta, sangat mengharapkan ia ada pada saat itu, mungkin perasaannya hanya dianggap omong kosong belaka olehnya, dan tidak lagi di hiraukan nya.
YouTube Shorts TOMTOMID :
Sempat Tam los kontak lumayan lama denganya. Karena sikapnya yang mulai berbeda tidak seperti saat pertama kali ia suka. Namun Tam anggap, yasudahlah, lupakan saja. Ketika Tam menjelajahi internet dunia maya di media sosial Facebook, ternyata Tam masih menemukan nama Facebook nya, yang kebetulan masih berteman, dan masih dapat menghubunginya lewat sana. Tak berlama-lama, Tam langsung meminta kontaknya dan akhirnya dikasih sama dia. Walaupun sudah tidak gimana-gimana lagi seperti dulu, minta kontak nya pun cuma ia biarkan saja. Hanya sesekali saja menghubunginya.
Beberapa minggu kemudian, setelah Tam tahu Kak N sudah ada di kampung, dan tidak lagi bekerja, ternyata ia sudah merencanakan dan menentukan pilihannya dengan menyebar undangan untuk pernikahannya. “Sesingkat itukah cinta pertamaku? Yang mulai dari nol bersemi, selama bertahun-tahun lamanya tidak kunjung berbuah, karena kurangnya pupuk semangat keberanian, dan sekarang menjadi kekasih orang lain setelah pernikahan itu terjadi?”. Kata Tam dalam hati.
Hufft…. Yasudahlah. Ikhlaskan! Lupakan! Perasaan menyesal dalam hati. Ini kesalahanku juga, karena terlalu lama menggantungkan perasaan seorang wanita (batin Tam). "Mana mungkin, ada perempuan yang mau perasaannya digantungkan sekian lama tahun? Mau bagaimana lagi?" Ucap Tam dalam hati dengan rasa menyesal. Semoga bahagia dan langgeng selamanya. Sekarang mungkin sudah memiliki buah hati yang menggemaskan. Karena sudah berapa tahun ini pernikahan dilakukan. Jauh-jauh ia merantau kerja ke Jakarta, akhirnya hatinya berlabuh ke kampung tetangga.
Tamat.
Posting Komentar
Business | E-Commerce | Marketplace | Online Shop | Problem | Shopping