4 Sikap Orang Tua yang Membuat Anak Trauma
4 Sikap Orang Tua yang Membuat Anak Trauma
4 Sikap Orang Tua yang Membuat Anak Trauma |
TOMTOMID - Keza Felice - Menjadi orang tua memang tidaklah mudah. Banyak tanggung jawab besar yang harus dipikul. Mereka memiliki peran yang besar terhadap pembentukan karakter melalui pendidikan yang diberikan selama di rumah. Orang tua juga menjadi guru yang akan di jadikan tauladan oleh anak-anaknya. Oleh karenanya penting bagi setiap orang tua memahami beberapa perbuatan yang memunculkan rasa trauma pada anak. Hal ini bertujuan agar orang tua dapat menghindarinya sehingga anak tidak merasa tertekan, takut, dan waswas.
Pada kenyataannya memang tak semua perbuatan orang tua dapat diterima dengan baik oleh setiap anak. Bukannya menjadi baik, terkadang tindakan yang diperlihatkan oleh orang tua justru menimbulkan rasa takut serta luka mendalam pada anak. Bahkan tak jarang anak merasa kehilangan rasa percaya dirinya.
Baca : Penting! Bersikaplah Terbuka Terhadap Pasangan
4 Sikap Orang Tua yang Membuat Anak Trauma
Tidak dapat dipungkiri, banyak orang tua memang beranggapan bahwa perbuatannya sangatlah sepele. Akan tetapi ternyata hal tersebut dapat menekan pikiran anak dan membuat mereka merasa trauma. Berikut beberapa contoh perbuatan yang ternyata dapat mengganggu kenyamanan anak dan menimbulkan rasa trauma.
1. Sering Membandingkan Anak
Sejak zaman dahulu hingga sekarang kebiasaan membanding-bandingkan anak ternyata masih saja ada. Padahal perbuatan ini dapat membuat anak merasa disisihkan dan tidak dihargai. Perlu diketahui bahwa setiap anak memiliki kepribadian dan kemampuan yang berbeda dari anak-anak lainnya. Mereka juga memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri dan akan tetap unik dengan caranya masing-masing tanpa harus menjadi sosok orang lain.
Baca : 4 Cara Menjadi Orang Optimis
Bagaimanapun hasil yang dimiliki anak harus di berikan apresiasi walaupun pencapaiannya tidak terlalu besar. Orang tua harus paham betul bahwa membandingkan anak dapat menjadikannya merasa dikecilkan. Sehingga mereka bukan merasa termotivasi. Namun anak akan merasa berkecil hati karena tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada orang tuanya.
2. Berkata Kasar atau Melakukan Kekerasan
Sudah semestinya anak-anak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Akan tetapi beberapa orang tua masih saja mengandalkan kata-kata kasar untuk menegur anaknya. Mereka beranggapan bahwa hal tersebut akan menjadikan anak-anak mengerti bahwa perbuatan yang dilakukannya itu salah. Padahal, segala tindak kekerasan hanya akan meninggalkan kenangan buruk dan pahit sampai anak tumbuh dewasa.
Sebagai sosok yang diteladani, anak akan meletakkan kepercayaannya kepada orang tua. Mereka akan lebih dulu meminta kasih sayang dan perhatian orang tua ketika berada dalam suatu keadaan yang tidak baik. Namun, kepercayaan tersebut bisa saja berubah dengan rasa takut dan trauma akibat kekerasan atau kata-kata kasar yang orang tua berikan di masa lalu.
Baca : 5 Alasan Pentingnya Menentukan Tujuan Hidup
3. Memarahi Anak di Depan Umum
Tidak sedikit ditemukan orang tua yang berani memarahi anaknya di depan umum. Bukan mendapatkan efek jera, memarahi anak di depan umum justru akan berpotensi menurunkan rasa percaya dirinya. Anak akan merasa dipermalukan dan hal tersebut akan meninggalkan luka mendalam pada jiwanya.
Memarahi anak di depan umum dapat membuat mereka mengurung diri dari dunia luar. Mereka akan merasa malu untuk tampil di hadapan umum karena khawatir hal serupa akan kembali terjadi. Kerap kali tanpa disadari orang tua menunjukkan amarahnya kepada anak dengan berteriak atau membentak. Hal tersebut akan membuat anak merasa terancam, takut, kecewa, dan juga sangat malu. Dan tak menutup kemungkinan mereka akan terus mengingatnya hingga dewasa.
Baca : Dalam Kehidupan Sosial, Jaga Komunikasi!
4. Gengsi Meminta Maaf
Karena orang tua merupakan guru pertama yang dimiliki anak, sebaiknya berusahalah untuk tetap menjadi tauladan yang baik. Orang tua tidak perlu gengsi untuk memulai pembicaraan ketika terdapat masalah dengan anak. Menunjukkan sikap lapang hati dan sabar merupakan cara yang akan memperlihatkan bahwa orang tua memiliki jiwa ksatria dan tidak keras kepala untuk mengakui kesalahan.
Tentu saja hal ini akan membuat anak berpikir bahwa setiap permasalahan yang dimiliki harus diselesaikan secara baik-baik. Anak akan meniru sikap orang tua yang bijak dan mau meminta maaf terlebih dahulu, tak peduli siapa yang bersalah. Akan tetapi bila orang tua bersikeras dan tetap ngotot menyalahkan anak-anaknya, hal tersebut justru akan mendatangkan pikiran yang negatif pada anak. Mereka akan berpikir bahwa orang tua selalu mau menang sendiri tidak peduli bagaimana perasaannya. Alhasil, anak akan merasa bahwa dirinya diabaikan dan tidak diperhatikan.
Beberapa perbuatan ini memang sangat sepele dan terkesan klise. Akan tetapi hal tersebutlah yang memunculkan rasa trauma pada anak. Dan sebaiknya orang tua memang perlu menghindarinya dan berusaha untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak.
Business | E-Commerce | Marketplace | Online Shop | Problem | Shopping
Sikap orang tua yang bikin anak trauma ? Bukan itu aja kalik , sikap kakak kandung aja juga bisa kok bikin trauma apa lagi jika kitanya baru kehilangan seorang ayah. Ya, itulah yang saya rasakan bagaimana tanggapan anda mas Joko ????