Bahagia Itu Sederhana dan Dari Hati Datangnya

Daftar Isi

Bahagia Itu Sederhana dan Dari Hati Datangnya

Bahagia
Bahagia


TOMTOMID - Istilah diatas dari judul dan sub judul "Bahagia Itu Sederhana dan Dari Hati Datangnya" pasti sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Namun ternyata masih ada banyak orang yang salah dalam memahami apa itu arti sebuah kebahagiaan. Banyak yang mengira bahwa bahagia itu kalau kita memiliki materi, pangkat, jabatan, harta yang melimpah, kendaraan bagus, ranjang mak nyus, istri mulus, dan rumah serasa surga Firdaus (ibarat). Jika pemikiran semua itu benar, maka anak-anak kecil yang tidak memiliki semua itu tidak mempunyai kesempatan untuk dapat bahagia dong? Mereka semua masih polos, dan dunia mereka adalah bermain.

Bagi kalian yang berpikiran bahwa arti bahagia itu seperti diatas atau semisalnya, maka itu merupakan pikiran yang salah, yang perlu untuk diluruskan. Jika syarat untuk bisa bahagia seperti diatas, maka hanya sebagian kecil saja dari total manusia yang masih hidup dan berpijak diatas muka bumi ini merasakan kebahagiaan. Sisanya tidak bahagia semua. Berpijak diatas muka bumi? Muka bumi dipijak? Memangnya seperti apa muka bumi itu? Wkwk

Apakah jika mau bahagia harus mempunyai semua itu? Tidak juga. Untuk mencapai sebuah kebahagiaan itu ada banyak jalan, dan pendapat diatas hanya untuk segelintir orang saja yang ada di dalamnya. Bagi orang lain yang kastanya dibawah itu (tidak memiliki semua itu), bisa merasakan bahagia juga kok, jika orang tersebut bisa tetap menjalani hidupnya dan apa yang ia butuhkan untuk kehidupannya selalu cukup dan impian kecilnya bisa pelan-pelan ia bangun sampai impiannya terwujud. Itu merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi orang tersebut.

Apakah tidak ada cara lain untuk dapat bahagia? Tentu saja ada dan banyak cara lainnya. Jika ada, cara apa yang harus kita tempuh untuk bisa bahagia? Baca artikel ini sampai selesai, jangan di skip supaya tidak gagal paham untuk mendapatkan jawabannya! Kalian dapat menyimpulkan sendiri apa itu arti sebuah kebahagiaan yang sebenarnya. Bukankah kebahagiaan itu kita yang memilih dan dapat kita ciptakan sendiri dengan mensyukuri apa yang ada, yang telah diberikan kepada kita semua? Bagi orang yang mau berpikir, demikian arti sebuah kebahagiaan. Sesungguhnya bahagia itu datangnya dari hati.

Bahagia Itu Sederhana dan Dari Hati Datangnya
Bahagia Itu Sederhana dan Dari Hati Datangnya

Sebenarnya semua kebutuhan hidup manusia itu sudah dicukupi oleh Allah. Kita butuh makan, ada banyak sumber makanan yang bisa kita dapatkan. Mulai dari ikan satu lautan, buah-buahan, sayur mayur, dan lain sebagainya. Itu semua untuk manusia, untuk hewan juga Allah kasih, tapi lebih banyak untuk manusia. Jika hewan hanya membutuhkan 1 sampai 3 buah untuk kebutuhan makan, manusia yang rakus akan menghabiskan semua bahan makanan tersebut.

Contoh kecil saja kelapa. Bajing (tupai) memakan kelapa paling-paling hanya 1 atau 2 kelapa saja sudah cukup. Tapi kalau baji**an (manusia rakus), kelapa 1 pohon atau beberapa pohon bisa habis sekaligus. Mereka tidak memikirkan kedepannya bagaimana jika semuanya dihabiskan pada saat itu juga. Sebenarnya yang jadi hewan Bajing (tupai) itu manusia atau dia (Bajing atau Tupai)? Kok terkadang tindakan manusia itu bisa lebih rendah daripada hewan. Padahal manusia lebih baik daripada hewan dan diberi akal dan pikiran untuk berpikir semua tindakan yang ia perbuat.

Kita butuh pakaian, sudah banyak kita temukan di toko pakaian (ya iya, masak toko kelontong), di mall juga banyak, mill (mall kecil), dan seterusnya. Kita butuh pasangan, sudah tersedia diatas muka bumi ini untuk semua orang, tidak terkecuali. Malah bagi kaum Adam diberikan bonus oleh Allah untuk bisa memilih dan memiliki hingga 4 pasangan sekaligus dalam hidupnya (bagi yang mampu). Kaum hawa berkomentar tidak yaa masalah ini? Hehehe Intinya semua itu tergantung dari usaha kita untuk mencapainya.

Terkadang saya bertanya-tanya, "apakah orang yang memiliki semua itu sudah bisa dianggap kalau dia sudah bahagia hidupnya?" Belum tentu. Mereka yang memiliki pangkat, jabatan belum tentu bahagia. Buktinya, banyak kok mereka yang memiliki pangkat dan jabatan selalu berurusan dengan hukum, hidupnya padahal serba mewah dan terjamin. Lalu apakah yang salah dari kebahagiaan yang telah mereka capai semua itu?

Bertanya
Bertanya

Memang benar kalau ada kalimat, "yang merusak negara ini adalah mereka orang-orang pinter, karena mereka pinter tapi tidak bener." (tidak semua). Buktinya, banyak koruptor dari golongan orang-orang kaya, lah kita orang yang tak punya bisa apa? Curi ayam dengan harga tak seberapa saja bermasalah dengan hukum, bisa sampai dipenjara, padahal ia ingin sekedar mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Lah mereka yang makan uang kita-kita (rakyat) yang jumlahnya puluhan, ratusan, hingga ribuan juta enak-enak saja, tidak menerima akibat dari perbuatanya. Apakah ada bisnis didalam bisnis? Ada hukum didalam hukum? I don't know.

Lalu, mereka yang memiliki harta yang melimpah, kendaraan bagus, dan rumah serasa surga Firdaus (pengibaratan saja), apakah kalian juga jamin hidupnya bisa bahagia? Belum tentu. Karena (mungkin) tanggal sekian mereka memikirkan cicilan, tanggungan, biaya ini itu, sampai pusing memikirkannya, seperti aku memikirkanmu. Hah? Apaan sih? Belum tentu mereka itu bisa bahagia sepenuhnya dalam kehidupannya yang seperti itu. Risiko menjadi orang kaya yaa seperti itu. Harus siap menghadapi kehidupannya yang serba mewah dan wah.

Kemudian punya ranjang yang mak nyus, "apakah mereka juga bisa tidur enak, nyaman pulas tidurnya?" Belum tentu. Terkadang mereka malah terkena penyakit insomnia, atau penyakit susah tidur, biasanya penyakitnya orang kaya. Mereka-mereka mau tidur saja kesusahan, sehingga terkadang mereka meminum obat beberapa butir agar mereka dapat menikmati yang namanya nikmat tidur. Serba salah kita jika tidak bisa mengontrol semua itu, karena sifat rakus manusia yang ini itu dikerjakan, mati-matian diupayakan untuk mendapatkan semua itu.

Dan lagi istri yang mulus. Apakah sudah dipastikan mereka bisa merasakan bahagia seutuhnya kalau dalam rumah tangganya diselimuti dengan pertengkaran setiap harinya? Istri cerewet lah, suami penyakitan mencret lah, dan lain sebagainya. Eman-eman punya istri mulus tapi sampai tak terurus karena suami sibuk terus. Sudah punya instri yang mulus, masih saja cari vitamin terus menerus. Itulah sifat laki-laki kalau lepas kontrol oleh istri. Kasih saya saja woi istrinya! Berbagi lah! Katanya berbagi itu indah? Wkwk

Yang terakhir memiliki kendaraan dan rumah yang bagus. Jika tidak bisa menikmati apa gunanya dari semua itu. Misal punya penyakit yang tiap saat opname atau penyakit serius lainnya, padahal ia kaya raya, punya pembantu banyak. Namun karena terkena penyakit yang mengakibatkan ia sampai meninggal. Padahal kasur empuk, rumah bagus, kendaraan kinclong, istri mulus. Ngenesnya lagi setelah ia meninggal semua itu pindah alih ke pembantunya. Mobil yang biasa ia tunggangi, sampai istripun yang biasa ia tunggangi (ya ampun), jadi milik pembantunya. Jadi selama ini ia bekersa keras dengan hasil semua itu cuma bikin enak pembantunya.

Penutupan

Kalian bisa simpulkan sendiri maksud dari arti sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bahagia itu sederhana, dan bahagia itu datangnya dari hati, bukan karena memiliki banyak duniawi. Artikel diatas saya buat berdasarkan fakta dalam kehidupan sehari-hari yang pernah dibuat ceramah salah satu Ustadz atau Kyai idola saya, yaitu K. H Anwar Zahid dari Simo, Kanor, Bojonegoro. Orang Jawa Timur pasti, luar daerah, bahkan luar negeri pasti sudah tidak asing lagi dengan Kyai yang satu ini. Karena konten ceramahnya yang sangat bagus dan berkualitas. Mulai dari isi ceramah yang mencakup semua golongan (anak-anak, anak muda, orang tua, dewasa), guyonannya, dan lain sebagainya. Pokok is the best dah.

Semoga bermanfaat.

Maaf jika ada yang tersinggung atau dari artikel saya diatas yang kurang pas, atau masih banyak kesalahan!

Joko Utomo
Joko Utomo Blogger | Gamer | Employee | Freelancer | Influencer | Player | YouTuber

Posting Komentar