Ternyata Ini Sejarah dan Makna Lomba 17 Agustus
Ternyata Ini Sejarah dan Makna Lomba 17 Agustus
Ternyata Ini Sejarah dan Makna Lomba 17 Agustus |
TOMTOMID - Perlombaan menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus memang sudah sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Beragam jenis perlombaan diselenggarakan untuk memeriahkan sekaligus memperingati hari jadi Republik Indonesia ini. Ternyata lomba-lomba tersebut tidak hanya berfungsi sebagai ajang seru-seruan loh. Simak apa saja sih sejarah dan makna masing-masing perlombaan 17 Agustus di bawah ini!
1. Lomba Tarik Tambang
Sejak duduk di bangku sekolah, hingga perlombaan di kompleks permukiman, tarik tambang menjadi favorit yang hampir selalu hadir. Sebagai lomba yang membutuhkan kerjasama tim yang baik, tarik tambang ternyata memiliki makna yang sangat mengagumkan. Lomba ini merupakan gambaran bagaimana para pejuang kemerdekaan bergotong royong untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Identik dengan cara bermain yang membutuhkan solidaritas tinggi, lomba tarik tambang mengajarkan masyarakat Indonesia untuk terus melestarikan solidaritas, kerjasama, kekompakan, gotong royong, dan kebersamaan yang diwariskan para pejuang kemerdekaan. Jika tidak ada karakter-karakter tersebut, tentu saja kemenangan dan kemerdekaan tidak mungkin bisa kita raih.
2. Lomba Makan Kerupuk
Pernahkah terbersit pemikiran mengapa harus kerupuk yang diperlombakan ketika 17 Agustus? Ternyata, ada sejarah yang menjadi jawaban mengapa kerupuk begitu ikonik dalam perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Kerupuk telah menjadi makanan yang hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia sejak sebelum kemerdekaan, tepatnya sejak tahun 1930-an.
Dalam lomba ini, peserta harus menghabiskan kerupuk tanpa bersisa dengan cara tidak memegangnya dengan tangan. Hal ini mencerminkan bagaimana kondisi rakyat Indonesia ketika masa penjajahan. Mereka terbiasa hidup sederhana dan diajarkan untuk tidak menyisakan makanan. Pada masa krisis tersebut, kerupuk menjadi jenis makanan yang masih terjangkau untuk dibeli.
3. Lomba Balap Karung
Lomba ini dijalankan dengan cara mengadu kecepatan peserta untuk melompat di dalam karung hingga mencapai garis akhir. Pada zaman sekarang, karung digunakan untuk mengemas atau menyimpan beras, semen, dan sebagainya mengingat karakter materialnya yang kuat. Di zaman dahulu, karung justru menjadi alternatif pakaian untuk rakyat yang mempunyai keterbatasan ekonomi.
Pada masa penjajahan Jepang, masyarakat terpaksa harus mengenakan pakaian yang dibuat dari karung goni tanpa boleh mengeluh. Kondisi ekonomi yang krisis tentu saja akan menyulitkan mereka untuk membeli pakaian kain pada umumnya. Oleh karena itu, lomba balap karung menjadi sangat ikonik dan sering dijumpai dalam perlombaan 17 Agustus.
4. Lomba Panjat Pinang
Tidak semua daerah mengadakan perlombaan ini, namun apabila diselenggarakan, lomba panjat pinang selalu menjadi pusat perhatian masyarakat. Perlu persiapan yang matang untuk mendirikan pinang yang kuat dan aman untuk dipanjat. Pada ujung atasnya, tersedia berbagai hadiah yang bisa diperoleh apabila suatu tim berhasil mencapai puncak pinang.
Lomba ini ternyata telah ada sejak masa penjajahan Belanda. Dahulu, lomba panjat pinang hanya diadakan oleh para pejabat Belanda yang bertempat di Batavia ketika ada penyelenggaraan pernikahan. Hadiah yang biasanya disediakan adalah sembako seperti beras, gula, dan sebagainya. Lomba ini kemudian terus dilestarikan dan menjadi salah satu perlombaan di hari kemerdekaan.
Demikian beberapa sejarah dan makna perlombaan 17 Agustus yang perlu untuk diketahui. Seiring bertambah waktu, ada banyak jenis perlombaan baru yang bermunculan seperti lomba kelereng, pecah balon, memasukkan paku dalam botol, dan sebagainya. Sebagai rakyat Indonesia, kita harus terus menunjukkan semangat dan energi yang positif dalam memperingati hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Posting Komentar
Business | E-Commerce | Marketplace | Online Shop | Problem | Shopping